Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng
  • BANTUAN DAN SANTUNAN KEPADA ANGGOTA

    Setiap anggota yang mengalami kaeadaan suka dan duka berhak mendapat bantuan dari anggota dengan ketentuan

  • RAPAT ANGGOTA SUKA DUKA

    Tata cara menyelenggarakan rapat anggota dihadiri oleh anggota suka duka yang pelaksanaannya 1 kali dalam 1 tahun.

  • LATAR BELAKANG DIBENTUKNYA SUKA DUKA SATYA WACANA

    Sebagai mahluk sosial , manusia tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling membutuhkan satu sama yang lain. Dalam mengarungi kehidupan, kita juga tidak akan pernah terlepas dari keadaan suka maupun duka.

Minggu, 31 Mei 2015

Posted by SUKA DUKA SATYA WACANA DESA PADANGBULIA | Minggu, Mei 31, 2015 | No comments
Beberapa sarana dan perasana yang sudah dimiliki oleh Suka Duka Satya Wacana Desa Padangbulia antara lain: Kursi Plastik 100 buah, Seng, Terob 2 buah (  1 buah terob sudah komplit dengan terpal dan tirainya, sedangkan yang lagi satunya masih menggunakan seng untuk atapnya), 1 buah penggorengan besar, 2 buah kompor besar, spanduk rahajeng rawuh 1 buah.
Untuk sementara, itu beberapa peralatan suka duka yang sudah kami miliki. Diharapkan kedepannya kelengkapan sarana prasarana suka duka dapat bertambah lagi sehingga dapat meringankan anggota di saat melangsungkan upacara suka maupun duka. Kami juga berharap ada bantuan baik moril maupun materiil untuk bisa menambah peralatan sarana prasarana yang kami miliki. 

Kamis, 28 Mei 2015

Posted by SUKA DUKA SATYA WACANA DESA PADANGBULIA | Kamis, Mei 28, 2015 | No comments
Gede Yudiana melangsungkan upacara tiga bulanan anaknya di Banjar Lantang Desa Padangbulia (25/05/15). Nama yang diberikan untuk anaknya yang di upacarai tiga bulanan yaitu Ketut Angga.


Menurut yang dituliskan http://www.babadbali.com/pustaka/ibgwdwidja/tigablnn.htm Upacara tiga bulanan dan otonan sebaiknya dilaksanakan tepat pada harinya, yaitu: untuk tiga bulan, pada hari ke 105 setelah kelahiran. Upacara otonan pertama setelah berumur 6 bulan kalender Bali: 6x35 hari = 210 hari setelah kelahiran. Ketika berusia 105 hari organ tubuh bayi sudah sempurna dalam arti panca indranya sudah aktif, peredaran darah dan pencernaannya sudah normal. Aktifnya panca indra membawa dampak positif dan negatif pada kesucian atman (roh). Tujuan upacara tiga bulanan adalah:
  1. Menyiapkan anak untuk waspada akan pengaruh-pengaruh panca indria.
  2. Mengucapkan terima kasih kepada kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang telah menjaga bayi sejak dalam kandungan sampai lahir yaitu: a. Nyama Bajang, dan b. Kandapat.
  3. Bayi sudah menjadi "manusia" dan boleh diberi nama dan kakinya boleh menginjak tanah.
Tujuan UPACARA TIGA BULANAN 
  1. Ayah dan ibu bayi mebeakala dengan tujuan menghilangkan cuntaka karena melahirkan.
  2. Nyama bajang dan kandapat "diundang" untuk dihaturi sesajen sebagai ucapan terima kasih karena telah merawat bayi sejak dalam kandungan sampai lahir dengan selamat. Tattwa yang sebenarnya adalah syukuran kehadapan Hyang Widhi atas kelahiran bayi.
  3. Si Bayi natab banten bajang colong artinya menerima lungsuran (prasadam) dari "kakaknya" yaitu kandapat (plasenta: ari-ari, getih, lamas, yeh-nyom)
  4. Si Bayi "mepetik" (potong rambut, terus digundul, menghilangkan rambut "kotor" yang dibawa sejak lahir).
  5. Si Bayi "mapag rare" (disambut kelahirannya) di Sanggah pamerajan, memberi nama, dan menginjakkan kaki pertama kali di tanah didepan Kemulan.
  6. Si Bayi menerima lungsuran (prasadam) Hyang Kumara yaitu manifestasi Hyang Widhi yang menjaga bayi.
  7. Si Bayi "mejaya-jaya" dari Sulinggih, yaitu disucikan oleh Pendeta.
Symbol (niyasa) yang digunakan dalam upacara Tiga Bulanan:
  • Regek yaitu anyaman 108 helai daun kelapa gading berbentuk manusia, sebagai symbol Nyama Bajang;
  • Papah yaitu pangkal batang daun kelapa gading sebagai symbol ari-ari,
  • Pusuh yaitu jantung pisang sebagai symbol getih (darah),
  • Batu sebagai symbol yeh-nyom,
  • Blego sebagai symbol lamas,
  • ayam sebagai symbol atma,
  • sebuah periuk tanah yang pecah sebagai symbol kandungan yang sudah melahirkan bayi,
  • lesung batu sebagai symbol kekuatan Wisnu,
  • pane symbol Windu (Hyang Widhi),
  • air dalam pane symbol akasa,
  • tangga dari tebu kuning sepanjang satu hasta diberi palit (anak tangga) tiga buah dari kayu dapdap symbol Smara-Ratih (Hyang Widhi yang memberi panugrahan kepada suami-istri).

Selama melaksanakan Upacara Tiga Bulanan anaknya Gede Yudiana dibantu oleh keluarga dan kerabat.





Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter